Report Abuse

Featured Post

Puisi Jam Tangan || Tema cinta

Jam tangan Serpihan detik jarum jam untuk seseorang, manakala ia bergelimang air mata  gemintang bak kasih sayang  "Hei" Ku sapa malam mu. …

Pengalaman singkat yang mengesankan


Pengalaman singkat yang mengesankan


     Rupanya ia telah datang memamerkan keindahan memberikan segalanya, setiap langkah udara menyapa kesejukan membuat lupa akan hal riuhnya kehidupan di kota, ia tinggi sepertinya semua orang ingin berada diatasnya melihat apa yang ia punya.

     Hasrat yang tinggi berkata dengan penuh kelembutan "aku ingin menaklukkannya".Hal yang mungkin bisa terjadi atau sebaliknya keinginan yang besar untuk bertemu dengannya mungkin sangat sulit dilakukan sebab diriku lemah.Bermodalkan niat yang kuat,impian yang begitu besar.     

     Ia (gunung) telah menyapaku di setiap malam aku ingin melihat hamparan awan di atasmu dan merasakan kesejukan di setiap langkah untuk mencapai pundakmu, menentukan waktu untuk pergi melihatnya tersenyum ketika aku datang ingin sekali melepaskan semua pikiran yang tersimpan.menceritakan tentang rumitnya percintaan barangkali aku bisa melepaskan kisah sedih di pundakmu masalah datang tak menyapa membuatku pasrah dan membencinya.  

    Waktu memberiku peluang untuk bisa melihat ia lebih dekat perjalananku di mulai malam hari akhirnya sampai dan memejamkan mata seolah tak percaya bahwa aku sebegitu dekat dengannya melihatnya begitu besar memamerkan yang ia punya,jalur yang curam kakiku melangkah dengan gagah sedangkan hatiku sedang rapuh pikiranku sedang kacau diriku berkata "lihat ia telah menyapamu dengan baik dan lakukan apa yang membuatmu bahagia".Bergetar semua tubuhku menginjakan kaki di jalur yang curam berjalan tertunduk lemah ia telah menaklukkanku sepi kabut mengubah angan menjadi rasa takut tak mungkin aku kembali ke kakinya sedangkan aku sudah hampir sampai di pundaknya rasanya ingin putus asa dan hanya rasa ingin tahu yang membuatku melanjutkan perjalanan menuju puncak tapi malam membuatku harus beristirahat.

     keesokan hari kembali berjalan tertunduk menyapa angin pagi dinginnya tubuh merasakan kesejukan yang tak di iringi asap industri.Puncak sudah terlihat matahari pagi datang menerangi impian yang dulu pernah singgah di pikiranku.Sesampainya di puncak merasakan akan hal yang mustahil terlihat oleh mataku hamparan awan dan terbitnya matahari perlahan membukakan kepercayaan terhadap apa yang Tuhan telah ciptakan sedemikian rupa, menginjakkan kaki di pundaknya bersandar di bebatuan tubuhku amat lelah melepaskan masalah dan melihat hamparan awan yang tertiup angin dan aku bercerita tentang masalah yang datang membawa kesedihan tetapi aku percaya bahwa hanya diriku yang bisa menyelesaikan semuanya adapun orang lain itu hanya memberikan saran supaya membuatku ringan dengan masalah yang ada.  

     Tak berselang lama aku menuruni jalur untuk kembali pulang dan matahari mulai tenggelam malam menyapa kesunyian telah tiba mengikuti jalur dengan jurang yang curam bermodalkan senter yang hanya bisa menerangi jalan supaya tidak terpeleset,akar pepohonan dan tangan mulai bergetar tubuh mulai kedinginan.Sepertiga malam sepertinya tidak bisa melanjutkan perjalanan tubuhku diharuskan istirahat menyiapkan makanan merakit tenda dan tidur di dinginnya malam.Pagi menyapa melanjutkan perjalanan jalur yang licin kabut pagi menghalangi pandangan di kejar oleh waktu berjalan tertunduk aku hanya meninggalkan jejak kaki di pundaknya menikmati sisi keindahan tak akan pernah lagi merasakan suasana ini di kota.

    Aku pulang membawa sekepal cerita dan tak membawa apa-apa selain pengalaman ia yang telah memberiku apa yang ia punya begitu ramahnya padaku jika waktu mengijinkanku aku akan kembali untuk menemuinya dan sampai jumpa hingga waktu mempertemukan kita kembali.


Related Posts

1 comment

  1. Pernah dulu ada pengalaman singkat yang tak terlupakan, terimakasih sudah mengingatkan

    ReplyDelete

Post a Comment